Perjalanan melalui pintu barat dari arah pasuruan yaitu masuk dari desa Tosari untuk menuju ke pusat obyek wisata ( lautan pasir )terbilang berat karena medan yang harus ditempuh tak bisa dilalui oleh kendaraan roda 4 biasa ini dikarenakan jalan turunan dari penanjakan kearah lautan pasir sangatlah curam, kecuali kita menyewa jip yang disediakan oleh pengelola wisata, jadi wisatawan banyak yang berjalan kaki untuk menuju ke pusat lokasi. Namun apabila kita melalui pintu utara dari arah sebelum masuk probolinggo yaitu pada daerah Tongas, kita akan menuju desa cemoro lawang sebelum turun menuju lautan pasir maka tidaklah terlalu berat dikarenakan turunan dari lerengnya tidaklah terlalu curam sehingga sepeda motor pun dapat melaluinya. Kebanyakan para wisatawan yang ingin mudah mencapai lautan pasir melewati jalur ini. Namun bila anda ingin menyaksikan sunrise yang sering ditampilkan di foto - foto, yang banyak difoto dari puncak penanjakan maka anda lebih praktis melewati jalur pintu barat.
Namun bila anda mempunyai jiwa petualang maka anda dapat mencoba jalur perjalanan yang jarang dilalui wisatawan. Yaitu melalui kota Malang anda masuk melalui kota kecil tumpang kemudian masuk kota pronojiwo lalu akan melalui cagar alam yang sangat indah dari sini anda akan menjumpai pertigaan jalan dimana kearah selatan akan memasuki ranu pane ( kearah gunung semeru ) dan kearah utara anda memasuki lautan pasir bromo yang berada di punggung gunung bromo sebelah selatan. Pertigaan tersebut bernama Jemplang. Perjalanan diawali dengan menuruni bukit yang kemudian disambut dengan padang rumput yang lama kelamaan berganti menjadi lautan pasir. Jalan ini akan mengitari gunung bromo melewati lautan pasir selama kurang lebih 3 jam. Jalur ini sebenarnya tidak terlalu curam dan dapat dilalui sepeda motor, namun memerlukan jiwa petualang karena jalurnya yang masih jarang dilewati dan tidak ada satupun persinggahan maupun rumah penduduk. Kita akan benar- benar disuguhkan dengan perjalanan yang sangat menantang. Namun anda akan diganjar dengan rahasia Bromo yang lain, yang sangat jarang dilihat wisatawan, yaitu padang ruput sabana dan bunga yang sangat luas berada dibalik Gunung Bromo. Sungguh pemandangan yang berkebalikan pada sisi Utaranya yang gersang dan berdebu. Namun perlu diingat, sebaiknya jangan melalui jalur ini pada malam hari dan atau dalam cuaca yang berkabut. Jalur tidak akan terlihat dalam kondidi seperti ini.
Lautan pasir adalah andalan wisata dari gunung Bromo, di alam pegunungan yang sejuk, kita dapat melihat padang pasir dan rerumputan yang luas. Sedangkan yang paling ditunggu dari gunung bromo adalah sightview ketika matahari terbit dan terbenam karena memang akan kelihatan jelas sekali dan sangat indah. Walaupun perjalanan ke Bromo sangat berdebu, tapi tidak terasa, karena keindahan yang disuguhkan benar-benar luar biasa.
Berlibur menuju bromo dapat dibilang praktis bila anda menyukai tipe traveller dan melalui jalur pintu utara. Anda dapat melakukan kunjungan dalam jangka waktu 12 jam saja. tentunya bila anda memulainya dari kota Surabaya, Malang, Jember dan sekitarnya. Perjalanan dapat dimulai dari jam 12 malam sehingga anda akan sampai sekitar pukul 2 - 3 pagi. Dimana anda dapat beristirahat dahulu sebelum melihat sunrise. Penjual makanan dan minuman di areal lautan pasir biasanya sudah buka menjelang pukul 3 pagi, sehingga anda sudah bisa bersiap - siap untuk melakukan pendakian melewati anak tangga puncak bromo yang terkenal itu. nikmatilah pemandangan sampai jam 9 pagi dan anda pun dapat kembali sampai di kota keberangkatan anda sekitar 12 siang. Sebagai catatan, apabila anda melakukan perjalanan diareal lautan pasir ditengah kegelapan malam, sebagai patokan menuju areal parkir sekitar Pura anda dapat melihat patok dari beton yang sengaja diberikan sebagai penunjuk menuju areal pura. Dan apabila anda tersesat jangan panik dan meneruskan perjalanan ( apalagi ditengah kabut tebal ), tunggulah karena biasanya mulai jam 2 - 3 pagi beberapa penunggang kuda sewaan melintas diarea lautan pasir.
Semburan Gas di Sawah Gegerkan Warga Banyumas
BANYUMAS - Semburan gas di dua titik di area persawahan di Desa Karang Lewas, Kecamatan Jatilawang, Kabupaten Banyumas mengundang rasa penasaran sejumlah warga setempat.
Salah satu semburan gas berada di lokasi parit di ladang milik Abu Sofyan (65). Sedangkan satu sumber gas lainnya berada di tengah sawah sekitar 15 meter dari semburan gas pertama.
Oleh warga, semburan gas tersebut dipasang pipa ledeng. Kuatnya semburan gas terlihat saat warga mencoba menyalakan api dari ujung pipa. Apipun langsung menyala dengan cepat. Salah satu titik api ini bahkan kuat menyala terus menerus dan tidak mati jika tidak dimatikan. Sedangkan di sekitar semburan gas, sawah milik warga terlihat kering dan hampir mati.
Temuan semburan gas ini bermula saat seorang penderes kelapa mendengar suara gemuruh dari dalam tanah. Saat menemukan sumber bunyi yang terdapat gelembung air, warga tersebut berusaha menyalakan dengan api pada gelembung air. Api pun langsung menyala.
"Semburan gas ini ditemukan warga saya yang saat itu menderes kelapa. Dia mendengar suara bergemuruh dan coba mengecek. Ternyata semburan gas," ujar Kepala Desa Karang Lewas Ruswadi, Selasa (12/5/2009).
Musyawarah Pimpinan Kecamatan Jatilawang yang mendengar kabar ini langsung mendatangi ke lokasi kejadian. Sementara menurut sejumlah warga mengatakan, di daerah tersebut memang sudah sejak dahulu sering terlihat air sawah yang mendidih.
Namun, baru kali ini ditemukan semburan gas. Warga berharap agar pihak terkait meneliti semburan gas secepatnya, untuk mengetahui apakah berbahaya atau tidak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar